Individu - "PERUSAHAAN BISKUIT OREO MERUSAK HABITAT ORANGUTAN DI INDONESIA" - M. Yoga Pratama (044116458)
Perusahaan biskuit Oreo masih menggunakan minyak sawit yang berasal dari perusakan habitat orangutan di Indonesia
Mondelez
adalah salah satu pembeli minyak sawit terbesar di dunia, yang digunakan di
banyak produknya yang paling terkenal, termasuk cokelat batangan Cadbury,
biskuit Oreo dan Ritz. [2] Investigasi Greenpeace International menemukan bahwa
antara tahun 2015 dan 2017 [3], 22 pemasok minyak sawitnya telah menggunduli
hutan lebih dari 70.000 hektar - bahkan lebih luas dari kota Chicago di Amerika
Serikat, tempat kantor pusat Mondelez berada. [4]
Pemasok minyak sawit untuk Mondelez juga
tertuduh mempekerjakan anak-anak, eksploitasi pekerja, penebangan ilegal,
hingga masalah kebakaran hutan dan perampasan tanah. Mondelez
mendapatkan banyak minyak sawit kotor ini dari Wilmar International - pedagang
minyak sawit terbesar dan terkotor di dunia.
“Ini
sangat memalukan, sepuluh tahun lalu Mondelez berjanji membersihkan pasokan
kelapa sawit mereka terbebas dari perusakan hutan, namun belum terlaksana.
Padahal, minyak sawit dapat dibuat tanpa merusak hutan, namun
penyelidikan kami menemukan bahwa pemasok Mondelez masih merusak hutan dan
menghancurkan habitat orangutan, mendorong makhluk-makhluk cantik dan cerdas
ini ke jurang kepunahan. Mereka terancam karena biskuit, ”kata Kiki Taufik,
Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia.
Para ilmuwan telah memperingatkan
bahwadeforestasi berasal
dari sektor kelapa sawit merupakan ancaman serius bagi orangutan dan spesies
terancam punah lainnya. Tahun lalu, sebuah studi meta
komprehensif menyimpulkan bahwa jumlahorangutan Borneo telah
berkurang separuh selama 16 tahun terakhir. Studi
terbaru juga menunjukkan bahwa orangutan Sumatera dan orangutan Tapanuli yang
baru ditemukan telah kehilangan lebih dari separuh habitat mereka antara tahun
1985 dan 2007.Ketiga spesies ini
diklasifikasikan sebagai Terancam Parah, bersama dengan
Harimau Sumatera dan Badak Sumatera.
"CEO Mondelez, Dirk Van de Put,
berjanji untuk menawarkan konsumen 'cemilan yang baik.' Tapi tidak ada yang
benar jika minyak sawit yang digunakan berasal dari perusakan hutan yang
mengancam orangutan dan memicu perubahan iklim, "kata Kiki.
"Ini
harus menjadi peringatan bagi Mondelez dan merek rumah tangga lainnya agar
bertindak menghentikan suplai dari Wilmar hingga terbukti minyak sawitnya
bersih dari deforestasi. Pada akhirnya, jika perusahaan merek besar tidak dapat
menemukan minyak sawit yang cukup bersih untuk membuat produk mereka, maka
mereka harus mulai menguranginya."
Deforestasi di
kawasan tropis telah menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca setiap
tahun daripada seluruh Uni Eropa; mengungguli setiap
negara kecuali Amerika Serikat dan Tiongkok. Pada bulan Oktober 2018,Panel Antar pemerintah tentang
Perubahan Iklim (IPCC) menyerukan penghentian segera
deforestasi untuk membatasi suhu global yang meningkat menjadi 1,5 °C.
Pekan lalu, Sekretaris Eksekutif PBB dari
Sekretariat Konvensi Keanekaragaman Hayati, Cristiana Pașca Palmer,memperingatkan bahwa
hilangnya keanekaragaman hayati adalah 'pembunuh diam-diam' dan sebagai ancaman
serius seperti perubahan iklim.
Mondelez
harus membuktikan minyak sawit yang digunakannya berasal dari penanam yang
tidak menghancurkan hutan atau mengeksploitasi orang.
Catatan
[1] Sekarat demi biskuit: bagaimana Mondelēz berkontribusi terhadap krisis
iklim dan ancaman kepunahan satwa di www.greenpeace.org/dyingforacookie
[2]
Tahun 2017, Mondelez menggunakan 306.554 ton minyak sawit dan turunannya, dan
tahun 2016, Mondelez menggunakan 312.266 ton minyak sawit. Berdasarkan analisis
daftar bahan baku. Variasi manufaktur berarti bahwa kelapa sawit, canola, atau
minyak kedelai dapat digunakan di berbagai daerah atau pabrik.
[3]
Greenpeace International menganalisis deforestasi oleh 25 kelompok produsen
minyak sawit dan melakukan cek/referensi silang kelompok-kelompok tersebut
dengan informasi rantai pasokan yang diterbitkan oleh Mondelez dan merek lain.
Karena
sifat dari perdagangan minyak sawit (dan tindakan oleh perusahaan), beberapa
produsen ini mungkin tidak memasok Mondelez dengan minyak sawit, meskipun
mereka semua pemasok antara 2015 dan 2017, saat kerusakan hutan terjadi.
Mondelez
pertama kali berjanji untuk membersihkan rantai pasokannya pada tahun 2010, dan
menerbitkan kebijakan ‘tanpa deforestasi, tanpa gambut, tanpa eksploitasi’ pada
tahun 2014.
[4] Antara tahun
2015 dan 2017, 22 pemasok minyak sawit menghancurkan 70.770 hektar hutan di
Indonesia, dan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Mondelez
berbasis di Deerfield, Illinois, pinggiran Chicago. Luas kota Chicago adalah
60.600 hektar.
Kategori Public PT.
Mondelez :
1.
Publik internal :
-
Ceo
-
Staff Karyawan
-
Staff Manager
2.
Publik Eksternal :
-
Pers
-
konsumen
-
Supermarket
Publik primer,sekunder
dan marjinal :
1.
Primer :
-
Wilmar International - pedagang minyak
sawit terbesar dan terkotor di dunia.
-
Dirk Van De Put (CEO PY. MONDELEZ)
2.
Sekunder :
-
Staff Karyawan
-
Manajemen PT.Mondelez
3.
Marginal :
-
Masyarakat
Publik Tradisional dan
Publik Masa Depan
1.
Tradisional :
-
Karyawan
-
Para pelanggan yang sudah siap membeli
produk
-
Para pekerja kelapa sawit
2.
Future :
-
Supermarket yang sudah menstock produk
-
Warung yang sudah menjual belikan produk
tersebut
Proponents,Opponents,Uncommited
1.
Proponents :
-
Wilmar International - pedagang minyak
sawit terbesar dan terkotor di dunia.
-
Supermarket
-
Pekerja dikelapa sawit
2.
Opponents :
-
Kiki Taufik, Kepala Kampanye Hutan Global
Greenpeace Indonesia
-
Sekretaris Eksekutif PBB dari
Sekretariat Konvensi Keanekaragaman Hayati, Cristiana Pașca Palmer
-
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Silent Majority dan Vocal Minority
1.
Silent Majority :
-
Masyarakat Umum
2.
Vocal Minority :
-
Greenpeace
-
Sekretaris Eksekutif PBB dari
Sekretariat Konvensi Keanekaragaman Hayati, Cristiana Pașca Palmer
-
Media
Sumber dari :
Nama : Muhamad Yoga Pratama
Kelas : Humas 5
Mata Kuliah : Manajemen Krisis
Komentar
Posting Komentar